Carita Gaib - Cara Memandikan Pusaka Di Malam 1 Suro
Cerita Gaib - Pusaka berkhodam identik dengan aura mistis dan laku ritual tertentu di dalam merawatnya agar tetap berkhasiat, salah satu ritual yang tidak boleh ditinggalkan oleh si empunya ialah memandikan pusaka di malam 1 suro, Entah dari mana awal mula tradisi ini dilakukan oleh masyarakat jawa yang jelas hingga era modern ini ritual jamasan benda pusaka baik berupa Keris, Tombak, Rajah, Kereta Kencana, dan lain sebagainya masih tetap dilakukan oleh pemegang waris dari benda tersebut.
Masyarakat jawa meyakini jika di dalam sebuah benda pusaka terdapat khodam atau penghuni gaib yang menggambarkan khasiat dari pusaka tersebut, Sistem kepercayaan ini yang kemudian menumbuhkan perlakuan khusus terhadap benda-benda peninggalan masa lalu yang dianggap sebagai benda bertuah dan memiliki khasiat di luar nalar manusia.
Untuk mengetahui tujuan dan cara memandikan pusaka di malam 1 Suro dibawah ini sedikit banyak akan kita ulas secara lebih terperinci.
Tujuan Jamasan Pusaka
Jamasan pusaka memiliki makna memandikan, membersihkan, atau mensucikan benda bertuah sebagai salah satu cara untuk merawat benda tersebut, selain dilakukan untuk menjaga agar kondisi benda tetap baik seiring termakan nya usia ritual ini juga digambarkan sebagai wujud ungkapan rasa syukur dan penghargaan atas pusaka peninggalan leluhur.
Tujuan dari jamasan pusaka ialah menjalin ikatan batin antara pemegang pusaka dengan khodam yang terdapat di dalamnya sehingga terwujud keselarasan antara pemilik dengan benda tersebut, dilain sisi mereka yang melakukan ritual jamasan pusaka juga meyakini mendapatkan ketenangan serta mendapatkan kedekatan batiniah terhadap leluhur yang menjadi pewaris pusaka sebelumnya.
Secara batiniah memandikan pusaka baik itu berupa Keris, Tombak, Ajimat, dan lain sebagainya bukan sekedar membersihkan secara fisik saja tetap lebih mengarah pada ritual sakral sebagai upaya penghargaan terhadap nilai-niai yang terdapat pada benda tersebut.
Cara Memandikan Pusaka Di Malam 1 Suro
Sudah menjadi rahasia umum jika ritual memandikan pusaka pada malam satu suro senantiasa dilakukan oleh pewaris benda pusaka tersebut. Meski terdapat beberapa perbedaan antara satu daerah dengan daerah lain namun ritual pemandian pusaka pada umumnya dilakukan dengan beberapa uborampe dan cara berikut :
Tahapan Persiapan
Menjelang ritual dilakukan biasanya pemilik pusaka akan terlebih dahulu mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan dalam tradisi tersebut, beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain :
Bascom, Air Bersih, Dan Tikar
Tikar digunakan sebagai alas ritual sementara baskom dan air dipergunakan sebagai media untuk memandikan atau mencuci pusaka, tidak seperti mencuci benda lain seperti motor atau pun tikar air yang dibutuhkan dalam pemandian benda pusaka tidak terlalu banyak namun tetap cukup dengan artian air tersebut cukup untuk menjamas pusaka yang dimaksud.
Kembang Setaman Dan Kemenyan
Kembang setaman yang terdiri dari lima macam ialah kembang kanthil, kembang melati, mawar merah dan putih, dan bunga kenanga, Fungsi utama dari bunga ini nantinya dicampurkan ke dalam air dalam baskom yang akan digunakan untuk membasuh Pusaka, selain itu kemenyan atau dupa dipergunakan saat ritual jamasan pusaka akan dilakukan.
Belimbing Wuluh Dan Jeruk Nipis
Belimbing wuluh yang memiliki nama ilmiah Averrhoa Bilimbi bertujuan sebagai penghilang karat yang terdapat pada benda pusaka, selain dilakukan menggunakan blimbing wuluh menghilangkan karat juga dapat dilakukan menggunakan jeruk nipis.
Secara logika benda pusaka memang telah diciptakan puluhan bahkan ratusan tahun yang silam, seiring bertambahnya usia benda yang terbuat dari bahan besi, tembaga, atau dan baja tersebut akan mudah terkena karat, dengan menggunakan 2 bahan diatas karat yang menempel pada pusaka akan hilang dan kembali bersih seperti sedia kala.
Minyak Wangi
Bagi kamu yang akrab dengan dunia klenik tentu sudah tidak asing lagi dengan minyak wangi dan kemenyan sebagai bahan ritual, Minyak wangi atau parfum yang biasa digunakan dalam jamasan benda pusaka di malam 1 Suro antara lain minyak melati, minyak cendana, minyak mistik, dan lain sebagainya, Minyak Wangi sebenarnya digunakan manakala pusaka sudah selesai dijamas, Minyak ini nantinya akan dioleskan menyeluruh pada bagian pusaka agar harum dan terkesan istimewa.
Kain Kafan
Terdengar seram pastinya jika kita mendengar kain kafan, alasannya kain ini biasa dipergunakan untuk membungkus jenazah saat akan dikebumikan, tapi demikian bagi pemilik benda pusaka kain kafan juga digunakan sebagai pembungkus dari benda pusaka tersebut agar terhindar dari debu dan kelembaban secara langsung, Kain kafan ini nantinya akan digunakan untuk membungkus benda pusaka sebelum disimpan kembali.
Langkah Jamasan Benda Pusaka
Jamasan atau memandikan benda pusaka biasanya dilakukan dengan beberapa tahapan, berikut ini tahapan dalam ritual memandikan pusaka di malam 1 Suro :
Ritual Pembuka
Pastikan pakaian dan tempat yang digunakan untuk ritual jamasan bersih dan suci dari najis, lakukan proses dengan ikhlas dan sebisa mungkin menghindari segala macam gangguan, Ritual pembuka bisa dilakukan dengan menggelar tikar dan mempersiapkan naman berisi air lalu campurkan bunga yang telah dipersiapkan ke dalamnya, persiapkan kain mori di sebelah baskom kemudian nyalakan kemenyan atau dupa.
Pengambilan Benda Pusaka Dan Jamasan
Pengambilan benda pusaka dari tempat persinggahan biasa dilakukan dengan cara terlebih dahulu memberikan penghormatan baik itu dengan cara sembah sungkem atau sebatas ucapan saja, Pegang pusaka tersebut menggunakan kedua tangan secara santun kemudian letakkan pada kain kafan yang sebelumnya telah dipersiapkan di sebelah baskom berisi air dan bunga.
Jika pusaka tersebut sebelumnya terbalut kain kafan terlebih dahulu lepas ikatan tersebut kemudian mulai proses pemandian pusaka di malam 1 suro dengan membersihkannya dari debu yang menempel, setelah debu dan kotoran hilang langkah berikutnya bersihkan benda tersebut dari karat yang menempel menggunakan belimbing wuluh atau jeruk nipis yang telah dipersiapkan sebelumnya, lakukan pembersihan karat diseluruh badan pusaka terlebih jika benda tersebut memiliki permukaan yang tidak rata, bersihkan setiap sela secara seksama dan hati-hati, Seusai benda pusaka bersih dari karat langkah berikutnya membasuh dengan air yang telah dipersiapkan secara hati-hati dan penuh khidmat.
Setelah usai membasuh dengan air bunga selanjutnya keringkan pusaka menggunakan kain kafan yang telah dipersiapkan dilanjutkan dengan pemberian minyak wangi di seluruh badan pusaka, Jika dirasa pemberian pewangi telah cukup selanjutnya masukan pusaka pada warangkanya (untuk jenis keris) dan bungkus atau balut menggunakan kain kafan yang baru.
Langkah diatas sebagai cara memandikan pusaka di malam 1 Suro yang biasa dilakukan pemegang pusaka, setelah benda pusaka atau ajimat kembali terbungkus kain kafan sebrikutnya kembali lakukan penghormatan dan simpan ditempat aman dan tidak lembab.
Demikian artikel dari Carita Gaib - Cara Memandikan Pusaka Di Malam 1 Suro, Saya tutup sampai disini, dan juga silahkan di ikuti pada Cerita Gaib kami yang lainnya dan tentunya tidak kalah menarik untuk di ikuti.
Masyarakat jawa meyakini jika di dalam sebuah benda pusaka terdapat khodam atau penghuni gaib yang menggambarkan khasiat dari pusaka tersebut, Sistem kepercayaan ini yang kemudian menumbuhkan perlakuan khusus terhadap benda-benda peninggalan masa lalu yang dianggap sebagai benda bertuah dan memiliki khasiat di luar nalar manusia.
Untuk mengetahui tujuan dan cara memandikan pusaka di malam 1 Suro dibawah ini sedikit banyak akan kita ulas secara lebih terperinci.
Tujuan Jamasan Pusaka
Jamasan pusaka memiliki makna memandikan, membersihkan, atau mensucikan benda bertuah sebagai salah satu cara untuk merawat benda tersebut, selain dilakukan untuk menjaga agar kondisi benda tetap baik seiring termakan nya usia ritual ini juga digambarkan sebagai wujud ungkapan rasa syukur dan penghargaan atas pusaka peninggalan leluhur.
Tujuan dari jamasan pusaka ialah menjalin ikatan batin antara pemegang pusaka dengan khodam yang terdapat di dalamnya sehingga terwujud keselarasan antara pemilik dengan benda tersebut, dilain sisi mereka yang melakukan ritual jamasan pusaka juga meyakini mendapatkan ketenangan serta mendapatkan kedekatan batiniah terhadap leluhur yang menjadi pewaris pusaka sebelumnya.
Secara batiniah memandikan pusaka baik itu berupa Keris, Tombak, Ajimat, dan lain sebagainya bukan sekedar membersihkan secara fisik saja tetap lebih mengarah pada ritual sakral sebagai upaya penghargaan terhadap nilai-niai yang terdapat pada benda tersebut.
Cara Memandikan Pusaka Di Malam 1 Suro
Sudah menjadi rahasia umum jika ritual memandikan pusaka pada malam satu suro senantiasa dilakukan oleh pewaris benda pusaka tersebut. Meski terdapat beberapa perbedaan antara satu daerah dengan daerah lain namun ritual pemandian pusaka pada umumnya dilakukan dengan beberapa uborampe dan cara berikut :
Tahapan Persiapan
Menjelang ritual dilakukan biasanya pemilik pusaka akan terlebih dahulu mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan dalam tradisi tersebut, beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain :
Bascom, Air Bersih, Dan Tikar
Tikar digunakan sebagai alas ritual sementara baskom dan air dipergunakan sebagai media untuk memandikan atau mencuci pusaka, tidak seperti mencuci benda lain seperti motor atau pun tikar air yang dibutuhkan dalam pemandian benda pusaka tidak terlalu banyak namun tetap cukup dengan artian air tersebut cukup untuk menjamas pusaka yang dimaksud.
Kembang Setaman Dan Kemenyan
Kembang setaman yang terdiri dari lima macam ialah kembang kanthil, kembang melati, mawar merah dan putih, dan bunga kenanga, Fungsi utama dari bunga ini nantinya dicampurkan ke dalam air dalam baskom yang akan digunakan untuk membasuh Pusaka, selain itu kemenyan atau dupa dipergunakan saat ritual jamasan pusaka akan dilakukan.
Belimbing Wuluh Dan Jeruk Nipis
Belimbing wuluh yang memiliki nama ilmiah Averrhoa Bilimbi bertujuan sebagai penghilang karat yang terdapat pada benda pusaka, selain dilakukan menggunakan blimbing wuluh menghilangkan karat juga dapat dilakukan menggunakan jeruk nipis.
Secara logika benda pusaka memang telah diciptakan puluhan bahkan ratusan tahun yang silam, seiring bertambahnya usia benda yang terbuat dari bahan besi, tembaga, atau dan baja tersebut akan mudah terkena karat, dengan menggunakan 2 bahan diatas karat yang menempel pada pusaka akan hilang dan kembali bersih seperti sedia kala.
Minyak Wangi
Bagi kamu yang akrab dengan dunia klenik tentu sudah tidak asing lagi dengan minyak wangi dan kemenyan sebagai bahan ritual, Minyak wangi atau parfum yang biasa digunakan dalam jamasan benda pusaka di malam 1 Suro antara lain minyak melati, minyak cendana, minyak mistik, dan lain sebagainya, Minyak Wangi sebenarnya digunakan manakala pusaka sudah selesai dijamas, Minyak ini nantinya akan dioleskan menyeluruh pada bagian pusaka agar harum dan terkesan istimewa.
Kain Kafan
Terdengar seram pastinya jika kita mendengar kain kafan, alasannya kain ini biasa dipergunakan untuk membungkus jenazah saat akan dikebumikan, tapi demikian bagi pemilik benda pusaka kain kafan juga digunakan sebagai pembungkus dari benda pusaka tersebut agar terhindar dari debu dan kelembaban secara langsung, Kain kafan ini nantinya akan digunakan untuk membungkus benda pusaka sebelum disimpan kembali.
Langkah Jamasan Benda Pusaka
Jamasan atau memandikan benda pusaka biasanya dilakukan dengan beberapa tahapan, berikut ini tahapan dalam ritual memandikan pusaka di malam 1 Suro :
Ritual Pembuka
Pastikan pakaian dan tempat yang digunakan untuk ritual jamasan bersih dan suci dari najis, lakukan proses dengan ikhlas dan sebisa mungkin menghindari segala macam gangguan, Ritual pembuka bisa dilakukan dengan menggelar tikar dan mempersiapkan naman berisi air lalu campurkan bunga yang telah dipersiapkan ke dalamnya, persiapkan kain mori di sebelah baskom kemudian nyalakan kemenyan atau dupa.
Pengambilan Benda Pusaka Dan Jamasan
Pengambilan benda pusaka dari tempat persinggahan biasa dilakukan dengan cara terlebih dahulu memberikan penghormatan baik itu dengan cara sembah sungkem atau sebatas ucapan saja, Pegang pusaka tersebut menggunakan kedua tangan secara santun kemudian letakkan pada kain kafan yang sebelumnya telah dipersiapkan di sebelah baskom berisi air dan bunga.
Jika pusaka tersebut sebelumnya terbalut kain kafan terlebih dahulu lepas ikatan tersebut kemudian mulai proses pemandian pusaka di malam 1 suro dengan membersihkannya dari debu yang menempel, setelah debu dan kotoran hilang langkah berikutnya bersihkan benda tersebut dari karat yang menempel menggunakan belimbing wuluh atau jeruk nipis yang telah dipersiapkan sebelumnya, lakukan pembersihan karat diseluruh badan pusaka terlebih jika benda tersebut memiliki permukaan yang tidak rata, bersihkan setiap sela secara seksama dan hati-hati, Seusai benda pusaka bersih dari karat langkah berikutnya membasuh dengan air yang telah dipersiapkan secara hati-hati dan penuh khidmat.
Setelah usai membasuh dengan air bunga selanjutnya keringkan pusaka menggunakan kain kafan yang telah dipersiapkan dilanjutkan dengan pemberian minyak wangi di seluruh badan pusaka, Jika dirasa pemberian pewangi telah cukup selanjutnya masukan pusaka pada warangkanya (untuk jenis keris) dan bungkus atau balut menggunakan kain kafan yang baru.
Langkah diatas sebagai cara memandikan pusaka di malam 1 Suro yang biasa dilakukan pemegang pusaka, setelah benda pusaka atau ajimat kembali terbungkus kain kafan sebrikutnya kembali lakukan penghormatan dan simpan ditempat aman dan tidak lembab.
Demikian artikel dari Carita Gaib - Cara Memandikan Pusaka Di Malam 1 Suro, Saya tutup sampai disini, dan juga silahkan di ikuti pada Cerita Gaib kami yang lainnya dan tentunya tidak kalah menarik untuk di ikuti.
0 Response to "Carita Gaib - Cara Memandikan Pusaka Di Malam 1 Suro"
Posting Komentar