Cerita Gaib - Di Perkosa Oleh Hantu
Cerita Gaib - Pagi yang cerah, matahari bersinar lembut diiringi kecauan burung, Voni baru saja terbangun, dan kebiasaannya ketika baru bangun tidur ialah bercermin, Voni berdiri di depan cermin, mengagumi pantulan bayangan tubuhnya sendiri, bulatan buah dadanya, badanya yang ramping, dan pantatnya yang menggiurkan para lelaki, dia menelusupkan tanganya ke balik CD, memainkan bulu-bulu disana dan dia merasakan sebuah sensasi kenikmatan, sensasi yang juga membuat puting susunya perlahan mengeras, "ooohhh ..." Voni merintih pelan, Voni ialah gadis cantik yang baru beranjak dewasa, sesudah menonton film bokep bersama temen-temennya, dia memiliki penasaran terhadap seks, dia baru saja belajar bagaimana cara memperoleh kenikmatan sendiri, dengan memainkan puting dan vaginanya, dia memuta tubuhnya, mengagumi bayangan pantatnya yang sangat indah di cermin.
Voni menatap jam dinding, dan melihat masih ada sedikit waktu untuk bermain-main, dia kemudian membuka seluruh pakaiannya dan duduk ditepi tempat tidur sesudah mengatur posisi bantal supaya sedikit nyaman, dan bisa melihat bayangannya di cermin dengan jelas, Voni mengangkat kakinya melebar, memberikan dengan jelas bayangan vaginanya di cermin, Voni mengeluarkan nafas panjang, ketika jari-jarinya meluncur pelan di bibir vaginanya, sesekali dia merintih perlahan.
Matanya tertutup ketika tangan yang lain bermain di pucuk buah dadanya, membuat putingnya mengeras, Voni kemudian menatap cermin sambil menikmati apa yang dia lakukan, mengamati wajahnya sendiri yang sedang menikmati sebuah sensasi, saat tiba-tiba dia melihat ada bayangan orang lain di cermin itu.
Voni pun terkejut dan langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, di cermin dia melihat ada sosok lelaki mirip orang belanda zaman dahulu, dia pun berteriak saat melihat sosok itu bergerak mendekat, seolah akan keluar dari cermin, teriakan Voni membuat Ibunya lari masuk dengan panik, "ada apa sayang? mengapa?" tanya Ibunya Voni cemas "ada orang di kamar Voni ... ada orang di ...." Ibu Voni melihat ke sekeliling kamar, tidak ada apa-apa, cuma ruangan kosong dan jendela yang terbuka (Voni pun heran, mengapa dia buka jendela), karena tidak melihat ada sesuatu yang aneh, Ibu Voni kemudian menengkan anaknya dan meyakinkan bahwa mungkin itu hanya mimpi, tapi begitu dia juga mencari ke sekeliling rumah kalong-kolong memang ada orang masuk, namun nihil, hmmm mungkin hanya mimpi.
Kini Voni terduduk sendirian dikamarnya, benarkah tadi dia melihat seseorang? dia kini memandangi dan memeriksa cermin tersebut, waktu bersih-bersih gudang, dia menemukan cermin ini, walau kelihatan tua, tapi keindahannya masih belum pudar, makanya dia mengambilnya dan setelah dibersihkan dia simpan dikamarnya.
Setiap jengkal cermin tersebut saat ini dia periksa, tapi tidak ada yang aneh, "huhh ... mungkin hanya perasaan saya saja kali ya!" dia kembali duduk diranjangnya dan melanjutkan apa yang tadi tertunda, jari-jarinya kembali bermain di vaginanya, kejadian malah makin membuat dia semakin horny, Voni merintih penuh kenikmatan, sambil memejamkan matanya, ketika membuka matanya, ternyata bayangan lelaki tersebut muncul kembali lagi.
Voni terlompat terkejut, memandangi ke sekeliling kamar, tidak ada siapa pun kecuali dirinya sendiri, jendela kamarnya tertutup dan tirainya masih belum dibuka (Voni kembali heran, bukannya jendela tersebut tadi terbuka), lelaki itu pun bergerak mendekat, tatapannya penuh nafsu, tatapan mata lelaki tersebut membuat Voni terpaku dan terpana, dan tanpa bisa dikontrol, tiba-tiba dia merasakan tubuhnya bergerak mendekat ke depan cermin, tangan lelaki tersebut terjulur keluar cermin, menggapai buah dada Voni dan meremasnya dan menarik putingnya, membuat sebuah gelombang kenikmatan ditubuh Voni, untuk beberapa saat dia menikmati sentuhan pria ditubuhnya, apa lagi selama ini dia masih belum pernah melakukan hal seperti ini dengan temen-temen prianya.
Voni merasakan tangan lelaki tersebut meluncur turun ke vaginanya, permainan jemari lelaki itu membuat Voni mengeluarkan cairan kenikmatan diantara kedua kakinya, kenikmatan tersebut membuat Voni kian tertarik mendekati ke cermin, tubuhnya kini merapat ke cermin dan kian merapat ketika lekai itu mencaplokan buah dadanya, Voni mengerang dan merintih saat lelaki itu mulai menyedot dan memainkan puting dengan lidah, tangan lelaki itu merangkul pinggang Voni sehingga dia semakin merapat kepada cermin.
Sebagian pikiran Voni menginginkan hal ini berlanjut, sementara sedikit kesadarannya dia ingin semua ini berhenti, dia sempat bingung, sampai saat dia merasakan sebuah benda panjang akan masuk ke vaginanya, kesadarannya yang tersisa membuat dia menarik dirinya dari cermin tersebut.
Voni pun terjatuh ke lantai, dia berbalik memandangi cermin itu dengan perasaan yang campur aduk, sementara bayangan lelaki itu semakin lama semakin pudar dan menghilang, Voni masih saja terduduk dilantai untuk beberapa saat, berusaha berpikir jernih, sebenarnya apa yang barusan terjadi, sampai dentang jam mengingatkan Voni untuk bergegas berangkat ke sekolah.
Saat malam harinya sebelum tidur, Voni memandangi cermin itu, masih berusaha mencari pejelasan kejadian tadi pagi, tidak menemukan jawabannya, Voni pun terlelap tidur, malam semakin larut, Voni merasakan hembusan nafas dingin ditelinganya dan suara berbisik," I want you" dan kemudian Voni merasakan seseorang menciumi lehernya, Voni hanya bisa merintih, dia tidak bisa menggerakan tubuhnya, ciuman tersebut perlahan turun dari leher ke bahunya, dia pun merasakan buah dadanya diremas pelan-pelan, putingnya mengeras, Voni merasakan baju tidurnya satu persatu dilepas membuatnya telanjang bulat, dia sendiri tidak bisa bergerak, bahkan untuk membuka mata pun dia tidak bisa, Voni cuma bisa merasakan buah dadanya disedot penuh nafsu, sementara yang satunya diremes-remes.
Ciuman itu kemudian turun, menciumi dan menjilati vaginanya dan clitorisnya, tidak ada yang bisa dilakukan oleh Voni selain mengerang dan merintih, "ooohhh.....hhhhhh.....", "yahhh ....ahhhh ... sss ... hhhh", Voni akhirnya bisa membuka matanya ketika bibirnya dicum dan dikulim seseorang, tapi dia tidak melihat siapa pun disana, meski begitu ciuman tersebut begitu nyata dan terasa, bahkan kini dia merasakan lidahnya saling terpagut dan terkait, dan kemudian dia kembali merasakan sebuah benda besar dan panjang akan memasuki vaginanya, Voni berusaha berontak, tapi tidak sedikit pun dia bisa menggerakan tubuhnya, vaginanya yang masih sempit mulai terasa panas dan perih, kenikmatan tadi tidak dia rasakan lagi, yang ada cuma kesakitan, Voni berusaha berteriak dan berontak, tapi tidak ada suara yang keluar dan tubuhnya tetap tidak bisa digerakan.
Benda itu mulai memasuki tetap vagina Voni semakin dalam dan dalam, membuat Voni menangis kesakitan, rasanya seperti terbakar, dan yang bisa dilakukan cuma menangis dan terbaring pasrah saat sosok makhluk gaib tersebut merenggut keperawanannya, sebenarnya lama kelamaan rasa sakit dan terbakar itu mulai hilang, sedikit demi sedikit kenikmatan tersebut mulai menjalar ke seluruh raga Voni, tanpa sadar dia ikut menggerakan pantatnya selaras dengan pompaan hantu tersebut.
Semakin lama Voni merasakan tubuhnya terguncang keras seiring dengan pompaan di vaginanya, sampai dia merasakan seluruh tubuhnya menegang dan merasakan ada sesuatu yang meldak di dalam tubuhnya, sebuah gelombang kenikamatan kembali menerpa tubuhnya.
Namun pompaan ini masih belum berhenti, dia masih merasakan sebuah benda tumpul menusuk-nusuk vaginanya, bahkan kini dia merasakan dadanya seolah terhimpit denda berat, namun dia merasa bisa sedikit menggerakan tubuhnya, Voni berusaha meronta dan merapatkan kakinya, tapi untuk hal itu dia masih tidak bisa, dia berpaling ke cermin, dan dia melihat bayangan orang belanda yang menindih dirinya, penisnya menusuk-nusuk vagina Voni, dan tanganya meremas-remas buah dada Voni, namun dikamar itu Voni tidak melihat siapa pun, Voni mulai menangis semakin keras, dunia terasa berputar beguti cepat, dan kesadarannya sedikit demi sedikit mulai menghilang, hal terakhir yang dia ingat ialah sebuah tawa yang mengerikan dari lekaki itu.
Beberapa minggu sudah berlalu semenjak Voni diperkosa oleh penghuni cermin tersebut,entah kenapa dia merasa sungkan untuk membuang cermin tersebut, walau pun sebagain suara dalam pikirannya menyuruhnya untuk membuang cermin itu, Voni cuma menutupi cermin tersebut dengan kain, jika harus bercermin, dia menggunakan cermin kecil dan kini dia tidak pernah melakukan masturbasi lagi.
Di sekolah, kejadian ini membuat Voni berubah,Voni sebenarnya ialah anak yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa pun, namun kini dia menjadi begitu tertutup dan terlihat menghidar dari temen-temennya, setiap malam Voni mendengar suara dari cermin, menyuruh Voni untuk membuka selubung cermin itu dan setiap hal itu terjadi Voni cuma bisa menangis, selain takut, dia menangis karena seolah ada sebuah pergumulan emosi dalam pikirannya antara membiarkan kejadian dulu terulang dan menolaknya.
Sampai suatu malam, Voni tidak mendengar lagi suara-suara dari cermin itu, tapi dia merasakan hawa kamar itu terasa sangat panas sekali dan dia merasa pusing, Voni akhirnya membuka jendela kamarnya, dan dia merasakan hembusan angin dingin yang menyegarkan, pusingnya pun langsung hilang, namun juga dia merasa mengantuk, perlahan-lahan angin dingin tersebut membuat Voni sampai tertidur, saat Voni tertidur, angin tersebut tiba-tiba bertiup semakin kencang, sehingga selubung cermin tersebut tertiup terbuka, bersamaan dengan itu jendela kamar Voni tertutup dengan sendirinya.
Sosok lelaki itu muncul dan bergerak keluar menembus cermin, dia bergerak mendekati Voni ditempat tidur, "cantik sekali" gumam Mahluk itu, makhluk tersebut memandangi Voni yang tertidur, "saatnya untuk ikut bersama aku".
Makhluk tersebut dengan perlahan dan mudahnya merobek kaos yang dikenakan oleh Voni, terus menjulati buah dada indah itu, Voni menggelinjang dalam tidur, dia merasakan sensasi yang sangat luar biasa, makhluk tersebut menghentikan aksinya sejenak, dia tidak mau Voni tersadar dulu.
Makhluk itu melanjutkan jilatan dan ciumannya dibuah dada Voni, tubuh Voni terasa bergetar dan dia merasa anatar sadar dan tidak, Voni kembali merasakan, dia tidak bisa menggerakan tubuhnya, suara-suara dalam otaknya terus mencoba membanguni Voni untuk melihat apa atau pun siapa yang menyentuhnya, Voni bisa merasakan jilatan dibuah dadanya dan sentuhan tangan diperutnya, namun yang keluar dari mulut Voni, dari matanya terlihat juka nafsu makhluk ini semakin tinggi.
Dan dengan perlahan-lahan, makhluk tersebut merobek pakaian bawah Voni, menelanjangi Voni seperti waktu dulu, makhluk itu menjilati perut Voni, meluncur turun menikamti vagina Voni yang baru saja dicukur, jilatan-jilatan tersebut membuat keluarnya cairan dari vagina Voni, reaksi tubuh Voni berlawanan dengan reaksi otak Voni, tubuhnya terlihat menanggapai rangsangan-rangsangan itu, tapi suara-suara dalam kepalanya tetap berontak, saat Voni membuka mata, seperti dulu dia tidak bisa menggerakan tubuhnya, tapi kali ini dia bisa melihat jelas sosok yang menidihnya, seorang lelaki setengah baya seperti indo belanda.
"Tolong ... jangan ... hentikan ... jangan ..." Voni tidak dihilaukan oleh mkhluk tersebut, dia tetap saja menjilati dan menyedoti cairan yang keluar dari vagina Voni, "jangan ... jangan" Voni semakin takut, apa lagi sedikit-sedikit rasa nikmat mulai menjalari tubuhnya, Voni coba untuk teriak, tapi tidak ada yang keluar, selain erangan dan rintihan, rangsangan-rangsangan itu akhirnya membuat Voni lemas tidak berdaya, membuatnya pasrah, Voni cuma menangis merasakan gigitan pelandi puting susunya.
Dan tangisannya semakin keras saat penis makhluk itu kembali menembus vaginanya, selama berjam-jam tubuh Voni dipermainkan oleh makhluk gaib itu, tubuhnya dibolak-balik, lubang vaginanya, anus dan mulut Voni bergantian melayani penis makhluk tersebut, sampai makhluk itu selesai.
Demikian artikel dari Cerita Gaib - Di Perkosa Oleh Hantu, Saya tutup sampai disini, dan juga silahkan di ikuti pada Cerita Gaib kami yang lainnya dan tentunya tidak kalah menarik untuk di ikuti.
0 Response to "Cerita Gaib - Di Perkosa Oleh Hantu"
Posting Komentar