Cerita Gaib - 12 Tarian Mistis Yang Sengaja Dibuat Kesurupan Penarinya
Cerita Gaib - Ada Campur tangan mkhluk halus tak kasat mata kah? ketika 12 Tarian Mistis Yang Senjaga Dibuat Kesurupan Penarinya ini tengah berlangsung, sang penari yang di dalam keadaan trance stengah sadar melenggok-lenggokkan tubuhnya dengan romantis diatas bara api dan benda-benda tajam berbahaya yang seolah eksistensi mereka menjawa rasa penasaran kita bahwa memang ada kehidupan lain diluar umat manusia.
1. Tari Rentak Bulian ( Indragiri Hulu Provinsi Riau )
Tarian khas masyarakat asli Kabupaten Indragiri Hulu di Provinsi Riau ini bertujuan sebagai ritual pengobatan penyakit secara ghaib sekaligus penalak bala desa yang diadakan pada waktu-waktu tertentu saja, untuk menjadi penari Tari Rentak Bulian ada syarat khusus ialah sang pemari wanita berjumlah 7 orang dan kesemuanya harus wanita suci alias masih perawan dan tidak sedang mengalami haid.
Sedangkan untuk penari prianya hanya satu orang saja, yang sudah memasuki akil baligh dan tidak di dalam keadaan junub, serta baik penari pria atau pun wanitanya tidak boleh memiliki hubungan kekerabatan satu sama lain.
Sebelum Tari Mistis Rentak Bulian dimulai, para penarinya akan diasapi dengan kayu gaharu terlebih dahulu, kemudian ditengah ritual tarian, sang penari pria yang sudah dalam keadaan dirasuki setengah sadar akan memecahkan sebuah wadah bernama Mayang Pinang (Pohon Pinang) di dalam bulian, rumah tempat berkumpulnya makhluk-makhluk halus, arwah penjaga desa.
Setelah berhasil memecahkan Mayang Pinang menjadi simbol pengobatan, maka si penari pria akan mengelilingi satu persatu 7 penari wanita yang sebelumnya mengiringi dirinya untuk menghilangkan bala dan mengusir roh-roh jahat yang menempel pada tubuh mereka.
2. Tari Jara Kepang ( Kuda Lumping ) Jawa Timur
Bergerak dinamis, melompat-lompat mengikutialunan musik gamelan, para penarinya kemudian menunggangi sebuah kuda kulit dan berbuat hal-hal aneh yang tidak masuk akal logika kita, dari di cambuk, makan ayam hidup-hidup sampai makan kaca beling mentah-mentah tanpa merasakan kesakitan, meski pun sesekali mulut mereka terlihat berdarah akibat terluka kenak pecahan beling.
Itulah para penari Kuda Lumping yang selalu ditemani seorang Warok (Jagoan) di dalam setiap pertunjukan mereka, bau semerbak aroma menyan semakin menambah kengerian saat kita menontonnya, apa yang mereka lakukan tentu sudah tidak wajar karena mereka sudah sepenuhnya dalam keadaan kerasukan, Sang warok biasanya akan menempelkan sebauh keris sakti tepat di dahi mereka sebelum akhirnya proses trance berhasil.
3. Tari Calonarang
Kesaktian seorang penari yang memerankan pentas tari Calon Arang tidak hanya membuat kita kagum namun sekaligus merinding melihatnya, bagaimana tidak ngilu melihat sosok penari Calon Arang kebal ditusuk Keris, digorok golok bahkan bukan hanya penarinya saja sering dalam pentas Calon Arang, banyak para penonton yang juga mengalami kesurupan massal.
dari yang berteriak histeris, menjadi mayat hidup dengan roh aslinya diambil sampai ikut memamerkan aksi kesaktian mereka yang menyeramkan, para leak (kekuatan roh) yang sudah merasuki tubuh penonton ini kemudian akan saling beradu ilmu untuk memperlihatkan kehebatan mereka, siapa yang paling hebat dialah yang berkuasa.
4. Tari Kecak
Masih dari Pulau Dewata Bali, Tari Kecak yang penuh nilai sakral ajaran peninggalan leluhur, dalam pentas tarinya sering juga membuat kesurupan para pemainnya, dimainkan secara beregu sekitar 50 orang laki-laki tanpa menggunakan alat kesenian sama sekali seperti gong dan angklung, dan hanya mengandalkan suara "cak cak cak cak cak"dari mulut mereka sendiri.
Tapi jika sampai Penari Kecak mengalami kerasukan, mereka percaya bahwa ini ialah salah satu cara berkomunikasi dengan Roh Suci para leluhur yang ingin menyampaikan keinginan atau jawaban dari permasalahan yang terjasi di tengah-tengah masayarakat.
Kebal senjata tajam dan tidak mampu terbakar oleh api menjadi salah satu tanda Penari Kecak sedang mengalami kerauhan dari para arwah Suci leluhur.
5. Tari Seblang
Setiap perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, biasanya seminggu setelah perayaan itu, masyarakat Banyuwangi akan mengadakan kesnian budaya, salah satunya ialah Tarian Seblang untuk proses pemberishan desa dan sebagai penolak bala.
Dalam ritual mistis ini, seorang gadis yang masih belum pernah merasakan "datang bulan" akan ditunjukan menjadi Penari Seblang oleh ketua adat berdasarkan petunjuk ghaib ialah si gadis memiliki kemampuan khusus supranatural yang masih memiliki keturunan dengan leluhur Seblang.
Setelah proses Seblang dimulai, gadis itu tiba-tiba akan mengalami kesurupan dan dalam keadaan trance dia akan menari Seblang dengan amat agresif meski pun kedua matanya terpejam, pelan dan cepat ritme tariannya akan bergantung pada irama gendhang yang dimainkan oleh Pawang.
Sampai sekarang Tarian Seblang masih tetap eksis di Banyuwangi khususnya di Desa Olihsari dan Desa Bakungan, tapi ada sedikit perbedaan di dalam perayaan Seblang ini di kedua desa tersebut, Tari Seblang di Desa Olihsari biasanya diadakan seminggu setelah perayaan Lebaran Idul Fitri sedangkan di Desa Bakungan Tari Seblang akan diselenggarakan tepat seminggu setelah berakhirnya Idul Adha.
dan perbedaan yang paling unik pada Penari Seblangnya sendiri, jika di Desa Olihsari, penarinya harus yang belum akil baligh (mendapatkan mens) sedangkan di Desa Bakungan malah mewajibkan penari wanitanya yang sudah menopause.
6. Tari Sintren, Tarian Tradisional Jawa
Dewi Lanjarsari, Ratu penguasa Pantai Pulau Jawa bagian Utara selalu hadir ketika berlangsungnya ritual Tari Sintren, kesenian yang lekat dengan aroma mistis dan ghaib ini masih tetap dipercayai bagi sebagian besar masyarakat Jawa, khususnya di wilayah pesisir utara, Pemalang dan Cirebon.
Tidak sembarangan orang yang bisa menjadi penari Sintren, karena begitu sakralnya sampai para penari yang dipilih pun haruslah perawan ting-ting dan memiliki keturunan dekat dengan para leluhurnya yang dulu juga pernah menjadi penari Sintren.
Setelah itu sangkar di tutup sampai menunjukan tanda-tanda sangkar tersebut bergetar dengan sendirinya, yang lebih anehnya sekaligus menyeramkan, ada perubahan pada wajah sang penari yang sudah berhiaskan komestik pada hal kedua tangannya sendiri masih dalam keadaan terikat.
Masih belum habis rasa kagetnya disini, tiba-tiba sang penari Sintren yang akan mengalami kondisi kesurupan dan mulai menari dengan lincahnya mengikuti iringan musik, konon ada perubahan drastis pada wajah sang penari Sintren, dia yang akan jauh lebih cantik dan sensual yang kata orang itu ialah aura magis dari Dewi Lanjarsari sendiri.
7. Tradisi Kebo-Keboan Suku Osing Banyuwangi
Banyuwangi Jawa Timur di masa lalu sempat mendapatkan julukan seperti kota Dukun Santet, ahli ilmu hitam, Gendam, Santet dsbnya, tapi image Banyuwangi kini sudah jauh berbeda menjadi salah satu kota terindah di Indonesia yang mempunyai objek pariwisata menakjubkan.
Terlepas dari hal itu ada tradisi unik yang masih dipertahan oleh masyarakat Banyuwangi sampai kini khusunya di wilayah Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi dan Dusun Krajan, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, tradisi unik tersebut dinamakan Kebo-Keboan atau Kerbau jadi-jadian.
Tradisi Kebo-Keboan ini ialah sebagai bentuk rasa syukur dari para petani sekaligus pengharapan supaya hujan senantiasa turun untuk menyeburkan sawah ladang miliki mereka, dan mereka pun berharap hasil panen akan terus melimpah di tahun yang akan datang dan tidak terkenak musibah seperti serangan hama tanaman.
Prosesi tradisi yang akan dimulai dengan menghadirkan puluhan laki-laki bertubuh besar dan mereka yang akan menggunakan celana pendek, tudung rambut palsu menyerupai tanduk kerbau, perhiasan lonceng kerbau di leher mereka dan tubuh mereka yang akan dilumurin arang hitam.
Setelah itu perilaku mereka mulai terlihat aneh, tidak terkendali bahkan sampai kesurupan bertingkah sebagai seekor kerbau, seperti melenguh, makan rumput, pipis dicelana, membajak sawah dan sesekali mengejar kerumanan para penonton.
Tidak hanya berada di sekitar area ladang saja untuk membajak sawah, setelah itu mereka yang akan berpindah-pindah tempat sambil keliling desa dengan diiringi pawai ribuan warga desa setempat.
8. Seni Tradisional Bantengan
Masih berada di Jawa Timur tepatnya di daerah lereng pegunungan Bromo Tengger Semeru, Arjuno Welirang, Anjasmoro, Kawi dan Raung Argopuro, ada sebuah budaya tradisional peninggalan kerajaan Singosari yang menggabungkan unsur seni tari, ilmu knuragan, musik, syair dan mantra sakti yang sarat dengan hal-hal mistis ialah Seni Tradisional Bantengan.
Diperankan oleh dua orang penari yang satu bertugas sebagai kaki pedan sambil memegang kepala banteng dan yang satu lagi di kaki belakang, keduanya sama-sama menggunakan kain hitam yang melambangkan seekor Banteng.
Dengan dipandu oleh dua orang pawang, baju merah dijuluki abangan dan baju hitam dijuluki irengan, kedua pawang ini kemudian akan membacakan mantra-mantra kepada penari yang menjadi Bantengan, tidak membutuhkan waktu lama, penari dibelakangnya akan terus mengikuti gerakannya.
Tidak jarang di dalam pertunjukan Bantengan ini, penari depan mau pun belakang sama-sama mengalami kesurupan, dipercayai bahwa arwah yang merasuki mereka ialah arwah suci dari leluhur Bantengan (Dhanyangan).
9. Tari Salai Jin
Berasal dari Pulau Ternate, Maluku Utara, tidak sembarangan orang bisa membawakan Tarian Salai Jin, karena para penarinya akan mengalami kondisi trance alias kesurupan makhluk halus gentayangan, dan point tidak kalah penting, para penari yang berkelompok ini berjumlahnya harus genap tidak boleh ganjil karena dipercayai bisa membawa sial, kutukan mau pun musibah kepada si penari mau pun warga desa Ternate.
Sejarah dari Tari Salai Jin ini sendiri di masa lalu bagi masyarakat Ternate biasa diadakan untuk berkomunikasi dengan arwah leluhur dan Jin, supaya bisa membantu permasalahan yang melanda Desa mereka.
10. Tari Sanghyang Dedari
Satu lagi tarian yang paling mistis dari Pulau Bali ialah Tari Sanghyang Dedari (Sanghyang Jaran, Sanghyang Janger), para penari wanitanya yang sudah mengalami konddisi kerasukan akan mempertunjukan hal-hal yang mengerikan di depan mata para penonton, seperti menusuk tubuhnya sendiri dengan Keris tajam tanpa mengalami luka sedikit pun, setelah itu para penari wanita ini juga akan bermain dengan bola-bola api yang baru saja dibakar, dan menari diatas tiang bambu yang amat tinggi seperti pohon panjat pinang.
Para penari sanghyang Dedari disyaratkan masih gadis perawan yang belum pernah mengalami siklus haid sama sekali, alunan syair-syair pemujaan saat pertama kali dimulai tarian sanghyang Dedari akan membuat para penarinya mengalami kemasukan roh leluhur, hyang, bidadari kahyangan, dan terkadang roh-roh berwujud binatang.
tarian sanghyang Dedari memiliki nilai filosofis yang amat dalam sebagai wujud komunikasi supranatural manusia dengan alam ghaib dari dunia lain, bertujuan untuk ritual penolakan bala, pembersihan desa dari wabah penyakit dan kesialan, pentas Tari sanghyang dedari yang paling sering diadakan di daerah Sukawati dan Gianyar Bali.
11. Legenda Mistis Tarian Sigale-Gale
Ada penampakan patung boneka besar menyerupai manusia saat kita berkunjung ke rumah Adat Batak (Rumah Bolon) di Desa Tomok, Patung Boneka tersebut dinamakan Sigale-Gale dan menyimpan legenda mistis di dalam sejarahnya, diceritakan bahwa Boneka Sigale-Gale pada masa kerajaan di Nusantara dahulu kala, dia ialah putera tunggal sekaligus pewaris tahta tunggal dari Raja Rahat yang ketampanannya tiada banding.
Suatu hari putera Raja sakit keras dan meninggal dunia, betapa berdukanya Raja sampai dia tidak bisa menerima kenyataan, Raju pun sampai akhirnya mengalami gangguan jiwa sampai tidak mengenali keluarga dan abdi dalemnya sendiri.
Sampai ada seorang Tabib sakti yang menyarankan supaya Raja bisa sembuh dari penyakitnya, yakni dengan mengadakan upacara suci besar-besaran di kerajaan, kemudian dibuatlah sebuah Boneka Kayu Raksasa yang menyerupai wajah almarhum putranya.
Ditengah upacara, Tabib sakti kemudian memanggil Sigale-Gale (Roh Putranya) supaya mau masuk ke dalam Boneka kayu itu, aneh tapi nyata! Boneka Sigale-Gale bisa menari dengan sendirinya selama 7 hari 7 malam tanpa pernah berhenti menari.
Dimasa modern kini Boneka Sigale-Gale memang tidak menggunakan Roh lagi, melainkan dikendalikan oleh seorang dalang dengan menggunakan julur-julur tali supaya Boneka tersebut bisa menari-nari sambil mengikuti iringan musik khas Batak Toba.
12. Bambu Gila, Tarian Mistis Menyeramkan Dari Maluku
Kali ini bukanlah penarinya yang mengalami kesurupan melainkan sebatang Bambu, inilah yang dinamakan Tarian Mistis Bambu Gila yang dikenal juga dengan julukan Bara Suwen atau Buluh Gila, kesenian tradisional dari Desa Liang dan Desa Mamala dan wilayah lainnya di sekitar Ternate, Maluku Utara.
Sebatang Banbu besar dengan panjang sekitar 2,6 meter yang akan dipegang 8 sampai 10 orang, kemudian sang pawang dukun akan mulai membakar kemenyan sambil asap kemenyan tersebut dihembuskan ke batang Banbu dan terus mengucapkan matra-mantra sakti "bahasa tanah" iakah bahasa asli tertua peninggalan leluhur Maluku.
Aneh sekaligus menyeramkan, tiba-tiba Bambu itu seakan dirasuki kekuatan mistis sampai membuat kewalahan para pemegangnya, Bambu tersebut terus bergerak dengan sendirinya seolah-oleh sedang asyik menari, tidak jarang banyak para pemegang Bambu yang sampai terjatuh meski sudah sekuat tenaga untuk menahannya.
Fenomena mistis Bambu Gila ini tidak akan bisa berhenti kekuatannya meski pun sudah diganti dengan yang baru orang-orang pemegangnya, kekuatan Bambu Gila hanya akan berhenti setelah sebagian dari pemegang Bambu mengalami pingsan atau opsi lain, si bambu diberikan makan berupa kertas-kertas mantra yang dibakar oleh sang pawang.
Demikian artikel dari Cerita Gaib - 12 Tarian Mistis Yang Sengaja Dibuat Kesurupan Penarinya, Saya tutup sampai disini, dan juga silahkan di ikuti pada Cerita Gaib kami yang lainnya dan tentunya tidak kalah menarik untuk di ikut
0 Response to "Cerita Gaib - 12 Tarian Mistis Yang Sengaja Dibuat Kesurupan Penarinya"
Posting Komentar